Rabu, 06 April 2011

Pengaruh TIK Di era Globalisasi


Ledakan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membuka babak baru bagi masyarakat untuk memperoleh informasi secara otonom. Sekat-sekat informasi dengan sendirinya menghilang oleh inisiatif kuat individu yang ingin mengetahui lebih jauh apa yang terjadi sekitarnya. Setiap orang memiliki akses terhadap sumber informasi dimanapun di dunia ini. Konsekuensinya, masyarakat menjadi kritis dan tanggap terhadap hal yang berkembang.
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu rumit, kini relatif sudah digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja alat teknologi telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Bagi masyarakat sekarang, teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu religion. Pengembangannya dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja hal tersebut sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Selain itu, hal tersebut juga diyakini akan memberi umat manusia kebahagiaan dan immortalitas. Sumbangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri.
Seperti yang kita ketahui bahwa di era serba modern seperti saat ini, peran teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari tentunya sangat berpengaruh. Hal ini tidak terlepas dari aktivitas kita yang kerap kali ditunjang dengan teknologi informasi itu sendiri yang mampu menjawab tuntutan pekerjaan yang lebih cepat, mudah, murah dan menghemat waktu.
Kemajuan teknologi menjadi jawaban dari kemajuan globalisasi yang kian menyelimuti dunia. Suatu kemajuan yang tentunya akan memberikan dampak bagi peradaban hidup pelajar. Tidak dapat dipungkiri, kini kita telah menjadi “budak” dari peradaban teknologi informasi itu sendiri. Bagaiman tidak, banyaknya pelajar yang sekaligus berperan sebagai pengguna teknologi informasi dan komunikasi, membuktikan bahwa kehidupan yang mereka lakoni tak pernah lepas dari peran teknologi informasi.
Menghadapi keadaan seperti ini, kita sebagai pelajar perlu diarahkan pada sikap “sadar teknologi” atau “melek teknologi”. Kemajuan yang sering diartikan sebagai modernisasi, menjanjikan kemampuan manusia untuk mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan, meningkatkan kesejahteraan material melalui teknologi dan meningkatkan efektivitas kemampuan pelajar melalui penerapan organisasi yang berdasarkan pertimbangan kesadaran. Karena dengan ilmu pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi pula, manusia dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya belum pernah dibayangkan.
Di satu sisi, teknologi memiliki keuntungan bagi orang yang menggunakannya. Misalkan saja dalam hal berbagi informasi, para pelajar dapat mengakses informasi dunia dengan cepat dan mudah, sehingga mereka dapat menyadari bahwa dunia seakan berada di genggaman mereka. Suatu akses yang tentunya akan memperkaya para pelajar dengan segudang informasi yang dapat memacu motivasi mereka untuk meningkatkan kreativitasnya, khususnya dalam bidang informatika.
Bukan hanya itu, teknologi informasi dan komunikasi juga memiliki andil yang besar dalam hal sarana pembelajaran. Karena seperti yang kita ketahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi kini telah merasuk ke dalam kurikulum dunia pendidikan. Suatu hal yang tentunya menjadi gebrakan di dunia pendidikan dalam ajang peningkatan potensi pelajar. Selain itu gelombang kemajuan dan perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan telah membawa perubahan pada kehidupan dan gaya hidup pelajar yang lebih dinamis. Dengan adanya hal tersebut, maka pelajar senantiasa menghidupkan dan menyalurkan semangat untuk mengeksplorasi ilmu yang belum diketahui.
Kehidupan kita sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari dulunya era industri berubah menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan informatika yang menjadikan komputer, internet, dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan di dunia pendidikan. Dalam memasuki era tersebut, sekolah memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam lingkungan kehidupan mereka. Kemampuan untuk berbahasa asing dan kemahiran komputer adalah dua kriteria yang sering kali diminta masyarakat untuk memasuki era globalisasi baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Maka dengan adanya komputer yang telah merambah di segala kehidupan manusia, hal itu membutuhkan tanggung jawab yang sangat tinggi bagi sistem pendidikan kita untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran komputer.
Selain itu dengan adanya sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diharapkan pelajar-pelajar di negeri kita dapat bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri maju tanpa perlu kehilangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau dengan kata lain, peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang “melek teknologi” yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi.
Di lain hal, teknologi informasi dan komunikasi juga dapat mendorong kita untuk melihat hal kecil sebagai hal yang dapat dijadikan sebagai sejumlah peluang yang tersaji di hadapan mata. Karena dengan begitu, maka kita dapat membalikkan arah imperialisme budaya yang dibawa oleh perkembangan di bidang tekonologi informasi ini, menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Namun, di samping semua itu, kita tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa era teknologi informasi dan komunikasi mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi kehidupan kita. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif perkembangan teknologi ini terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun teknologi informasi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi informasi sinonim dengan kebenaran. Sebab hal tersebut hanya mampu menampilkan kenyataan. Sedangkan kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Tentu saja teknologi informasi dan komunikasi tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu hal tersebut tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
Semakin kuatnya gejala “dehumanisasi”, tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini, merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan teknologi tersebut. Bahkan, sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus atau makhluk teomorfis.
Teknologi informasi juga dapat menimbulkan sisi rawan yang gelap sampai tahap mencemaskan dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di bidang teknologi itu sendiri yang berhubungan dengan “cybercrime” atau kejahatan mayantara. Masalah kejahatan mayantara ini sepatutnya mendapat perhatian semua pihak secara seksama pada perkembangan teknologi masa depan. Karena kejahatan ini termasuk salah satu kejahatan luar biasa, bahkan dirasakan pula sebagai kejahatan misterius yang dapat mengancam kehidupan masyarakat. Tindak pidana atau kejahatan ini adalah sisi paling buruk di dalam kehidupan modern dari masyarakat akibat kemajuan pesat teknologi dengan meningkatnya peristiwa kejahatan komputer, pornografi, terorisme digital, “perang” informasi sampah, bias informasi, hacker, cracker dan sebagainya.
Seperti halnya dengan peristiwa kejahatan mayantara yang menimpa situs Mabes TNI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Mabes Polri dan Departemen Luar Negeri Republik Indonesia merupakan sisi gelap dari kejahatan teknologi informasi yang memanfaatkan kecanggihan internet. Bukan hanya itu, situs Microsoft, NASA dan pentagon tidak luput dari para hacker nakal yang mengacaukan sistem informasi dan data yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Selain itu, kasus pembobolan ATM oleh para hacker nakal juga menjadi salah satu dampak negatif dari teknologi informasi yang marak terjadi.
Tak dapat juga dipungkiri bahwa dampak negatif dari teknologi informasi sangat dirasakan oleh kaum pelajar. Banyaknya pelajar yang terlena dengan fasilitas website hiburan dari teknologi informasi seperti facebook, chatting, twitter dan sebagainya, membuat mereka menyampingkan kewajibannya, bahkan mereka menjadikan hal tersebut sebagai hobi yang dilakukan tanpa mengenal waktu. Konsekuensinya, para pelajar akan menjadi malas dan semakin membutakan kesadaran mereka tentang pentingnya sadar teknologi.
Inilah sebenarnya sisi paling buruk yang tidak dapat dihindarkan dan disembunyikan dari kemajuan teknologi informasi dewasa ini. Oleh karena itu kita harus berhati-hati terhadap dampak negatif yang ditimbulkan, karena dampak negaitf tersebut dapat mengubah paradigma pelajar dalam menghadapi era teknologi informasi dan komunikasi.
Bagi pelajar Indonesia, sebagai generasi pelanjut tidak akan luput dari pengaruh perkembangan buruk teknologi informasi dewasa ini maupun masa depan. Masalah ini perlu ditanggulangi supaya tidak menjadi hal yang dapat menjadi ancaman bagi para pelajar dalam mencapai masa depan mereka.
Akan tetapi, janganlah kita mencemaskan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini. Pandai-pandailah kita memanfaatkan media ini dan memilih yang bernilai positif. Ambillah hal yang perlu dan jadikan hal yang bernilai negatif sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan. Bersikap positiflah menghadapi perkembangan teknologi informasi ini. perkembangan ini akan memberi pengetahuan yang banyak dan berguna bagi orang-orang yang dapat memanfaatkannya secara positif. Jadi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bukanlah sesuatu yang perlu dicemaskan tetapi sesuatu yang harus digali manfaatnya.
Dalam menyikapi perkembangan teknologi itu sendiri, semuanya tergantung dari pribadi kita masing-masing. Karena teknologi informasi dan komunikasi itu memiliki warna dasar putih. Tergantung dari penggunanya. Apakah kita ingin membelokkannya ke kiri dengan mengubah warna putih menjadi kehitaman yang melambangkan sisi negatif teknologi tersebut, atau kita ingin membelokkannya ke kanan dengan mengubah warna putih menjadi keemasan yang melambangkan sisi positif dari teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri.

Sejarah Gunung Tampomas B.Sunda


Kacaritakeun, Gunung Gedé anu aya di Sumedang ngaluarkeun sora pohara pikakeueungeunana. Sorana ngaguruh. Tina puncakna kaluar haseup campur lebu anu hurung. Ieu gunung kawas-kawas arék bitu. Rahayat Kabupatén Sumedang harita, pohara rareuwaseunana. Kumaha balukarna lamun éta Gunung Gedé bener-bener bitu?

Teu kacatur saha anu jeneng bupati harita. Ngan éta bupati téh pohara towéksana ka rahayat, wedi asih sarta bijaksana. Atuh sanajan can kalaporan gé anjeunna parantos uningaeun, kumaha tagiwurna rahayat. Anjeunna teras ngémutan sangkan bisa nyalametkeun rahayatna.

Ku pangjurung kanyaah ka rahayat téa, anjeunna teras nyepi di hiji kamar, seja mujasmédi neda pituduh ti paradéwa. Susuganan ku jalan kitu, anjeunna tiasa mangadep ka Yang Tunggal, dipasihan pituduh pikeun nyalametkeun rahayatna.

Ku cengeng-cengengna nu mangadep, alhamdulillah, maksad Kangjeng Bupati tinekanan. Dina hiji wengi, Kangjeng Bupati ngimpén kasumpingan hiji aki-aki. Éta aki-aki anu nganggo anggoan sing sarwa bodas téh, pok sasauran anca pisan, “Putu Éyang anu kasép, Éyang geus terang kumaha kabingung hidep. Éyang hayang mantuan sangkan rahayat hidep bisa leupas tina kahariwangna. Éta gunung kudu ditumbal ku keris pusaka kagungan putra dalem anu dijieun tina emas. Poma hidep ulah deuk ngorétkeun. Tah, sakitu baé ti Éyang.”

Sabada sasauran kitu, éta aki-aki téh les baé leungit tina impénan Kangjeng Bupati. Satampina éta ilapat, énggal baé Kangjeng Bupati kaluar ti kamar sarta teras nyandak keris pusaka.

Énggal anjeunna angkat ngajugjug ka puncak Gunung Gedé. Rurusuhan da sieun bitu mantén. Najan rahayat anu keur bingung, nyaksian Kangjeng Bupati angkat ka puncak gunung mah, teu tégaeun ngantep. Bring baé naluturkeun.

Sadugina ka puncak Gunung Gedé, Kangjeng Bupati teu talangké, ngan lung baé éta keris téh dialungkeun kana kawahna. Rahayat anu tadi naluturkeun téh ngan bati colohok, da éta keris téh éstu kageugeut pisan Kangjeng Bupati. Barang éta keris geus dikana-kawahkeun, jep saharita sora anu ngaguruh pikakeueungeun téh jempé. Lini anu geus lila karasa, harita mah teu karasa naon-naon. Sabada leungit kagétna, timbul kabungah rahayat téh. Ger baé surak bakat ku atoh, sarta tuluy sumujud ka Kangjeng Bupati tanda nganuhunkeun. Sakabéh rahayat ngaikrarkeun seja satia-satuhu ka anu ngaheuyeuk dayeuh.

Éta maksud kasatiaan rahayat téh ku Kangjeng Bupati ditampi kalayan dareuda, bakat ku bingah. Bingah manahna lantaran bisa nyingkahkeun balai, bingah lantaran bisa nyalametkeun rahayatna.

Tah, nya ti harita pisan éta gunung katelah Gunung Tampa Emas, anu saterusna robah jadi Gunung Tampomas. Ayeuna mah teu pikasieuneun, malah mun pareng poé peré mah sok rajeun dijarugjugan nepi ka puncakna.

Carpon BATU



BATU

 Balé Désa Sukaramé, angin ngahiliwir, motor lalar-lilir lalaunan dina jalanna nu can diaspal, tina taneuh jeung batu kénéh. Di balé, keur  diayakeun musyawarah antara kapala désa jeung warga. Ngamusyawarahkeun duit anu disumbangkeun ku pamaréntah ka Désa Sukaramé.
“Assalamu’alaikum wr. wb. Ayeuna urang saréréa ngariung didieu pikeun mutuskeun badé dikumahakeun sumbangan 100 juta ti pamaréntah. Saur Pa Camat, saéna mah ieu sumbangan téh dianggé pikeun ngabangun ieu désa. Masalahna, naon nu rék dibangun kuurang? Aya nu badé ngaluarkeun pamadegan?”, Pa Kadés muka musayawarah.
Pa Dudin sumanget langsung ngacung.
“Pa Kadés, kumaha lamun urang ngabangun mesjid deui?”
“Maenya mesjid deui, apan karak kamari ngabangun mesjid téh?”, ceuk Pa Tono rada sinis.
“Muhun Pa Dudi, leres saur Pa Tono. Saéna mah ieu sumbangan urang anggé kanggo keperluan anu penting pisan”, saur Pa Kadés.
“Pa Kadés, kumaha lamun urang lereskeun pasar wé atuh, renovasi...”, saur Hj. Enok, juragan jengkol Pasar Sukaramé.
“Ah, éta mah ngeunah teuing didinya, nu boga jongko. Pa Kadés, kumaha lamun urang ratakeun jalan désa, tos teu aya bentukan jalan teh, ngagarinjul batu wungkul, matak paur ka nu nyandak motor. Jeung deuih batu-batu na paur ngabetrik ka nu lalar-lilir di jalan. Mun tiasa mah di cor”, ceuk Mang Ujang.
“Saé tah Kang Ujang, kumaha nu sanés? Satuju teu?”
“Satuju...”, ceuk warga nu séjén babarengan.
Singget carita, dina éta musyawarah kénéh, dibentuk hiji tim proyék pikeun ngaratakeun jalan désa. Anggota éta tim nyaéta Mang Asép, Mang Dudi, jeung Mang Suha. Tiluan éta téh katelah tukang bangunan nu pangjagona di Désa Sukaramé.
Isukna, éta tim ngayakeun survei lapangan, pikeun ngadata naon waé nu diperlukeun jang éta proyék.
“Sok, ayeuna mah urang ukur heula jalanna, supados gampil ngitung bahanna”, ceuk Mang Asép.
Der éta jalan diukur maké méteran nu sok aya di tukang jait.
Saméter... Dua méter... Tilu méter...
.......
Salapan puluh lima meter... Salapan puluh genep meter...
“Wah, Mang Suha, Mang Asép, gawat ieu mah. Aya batu!”, Mang Dudi manggihan batu nu gedé na kacida
“Kudu diangkat ieu mah, pan rek diratakeun heula saacan dicor”, ceuk Mang Suha.
“Kumaha ngangkatna coba, gedé kieu. Kudu diancurkeun heula ieu mah”, témbal Mang Asép.
“Maké naon ngancurkeuna? Gedé kieu batuna, tuh panjangna gé meni sameter satengah”, Mang Suha bingung.
“Maenya kudu ku bor??? Tukang sumur bor di lembur urang téa, mahalna kacida”, ceuk Mang Dudi.
“Ah moal neurak ku bor mah, bangun kandel batuna gé, kumaha atuh?”
“Nya kumaha deui atuh, kudu nyéwa buldoser???”
“Ayeuna mah urang ka Pa Kadés wé, bisi salah”
Tepi di balé désa, Mang Suha langsung nyaritakeun masalah éta batu.
“Urang nyéwa buldoser wé lah ari kitu mah, ari tos ancur mah pan gampang diangkat na gé”, ceuk Pa Kadés.
Der buldoser disewa, aya kana 10 juta kaanggo. Isukna buldoser nu disewa datang.
“Mana batuna?”, ceuk tukang buldoserna.
“Ieu tah”, témbal Mang Asép bari nénjrag éta batu, nincakna ditanagaan.
Kreeekkreekrekk...
KREETEK...
Can dibuldoser, can dikumaha batu téh. Sanggeus ditincak ku Mang Asép éta batu langsung potong, raretak.
“Hor, naha ancur tiheula batu téh???”, Mang Asép bingung.
Tuluy ditempo, ditilikan éta batu téh ku tiluan.
“Ah! Paingan, badag wungkul batu téh!!! Kandelna mah ngan sasenti!!! Ditincak gé potong sakieu kandelna mah!”
“Boro mah geus nyéwa buldoser!!! Lapur aing mah...”, Mang Dudi keuheul.
” Kumaha laporna ka Pa Kadés???”, tiluan baringung.
“Mantakna, mun ningali masalah téh tong sok langsung ngarasa hésé, cobaan wé heula, bisi wé bisa urang pecahkeun masalahna...”, ceuk tukang buldoser tenang, da geus dibayar...

Contoh Biantara part ll


Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillahilladzi aujaba ‘alaina bil jama’ah wa nahana ‘anit tafaruqi wal ‘adawah. Ash-shalatu was salamu ‘ala rasulillah, sayyidina Muhammadibni ‘abdillah wa ‘ala alihi wa shahbihi wa maw walah, amma ba’du.
Puji sinareng sukur kasanggakeun ka Allah Illahi Robbi. Alhamdulillah wasyukurilah, Laillahhailallah, Subhanallah dina danget ieu urang sadaya tiasa riung mungpulung dina raraga nyakseni upacara Paturay Tineung, wireh sim kuring saparakanca bade ngantunkeun ieu sakola sabada tamat diajar salami tilu taun.
Bapa kalih Ibu, hadirin hormateun sim kuring
Mungguh ari waktu asa nyeak pisan sajorelat. Asa kamari keneh sim kuring saparakanca munggaran lebet ka ieu sakola, ayeuna tos kedah paturay deui. Sim kuring saparakanca kedah miang deui neraskeun sakola, ngahontal harepan sareng cita-cita.
Kantenan wae salami tilu taun diajar di ieu sakola, seueur pisan anu bakal janten panineungan. Di dieu, di sakola urang nu genah pikabetaheun, sim kuring saparakanca diajar neangan elmu. Ruang riung boh di kelas boh dina rupa-rupa kagiatan bari sakapeung sempal guyon gogonjakan sareng rerencangan. Tangtos bae eta sadayana bakal janten panineungan nu moal kahihilapkeun. Atuh kasaean Bapa kalih Ibu Guru sadaya, elmu pangaweruhna anu didugikeun ka sim kuring saparakanca tangtos bakal nyerep dina angen, janten obor nu nyaangan jalan sorangeun. Pamugi elmu nu katampi sing janten mangpaat kanggo abdi saparakanca.
Saterasna pirang-pirang kasaean Bapa kalih Ibu, sim kuring saparakanca teu tiasa males eta kasaean, mung tiasa ngedalkeun du’a, pamugi rupining elmu sareng katiasa anu parantos dipaparinkeun, kenging ganjaran anu mangtikel-tikel ti Allah Ala Wa Zalla. Amin
Bapa kalih Ibu guru kalebet rengrengan ti tata usaha, salami sim kuring saparakanca diajar di ieu sakola tangtosna seueur pisan kalepatan, seueur pisan sikep sareng paripolah anu tangtosna tiasa janten ngajaheutkeun manah ka sadayana. Jalaran kitu, ngawakilan rerencangan sadayana, dina danget ieu sim kuring neda sih hapuntenna, mugi jembar hapuntenna kana samudaya kalelepatan sareng kaluluputan.
Pamungkas, neda pidua ti sadayana, pamugi sim kuring saparakanca nu lulus taun ieu sing tiasa neraskeun tolabul elmu. Lungsur-langsar teu aya halangan-harungan, nyukcruk elmu di tingkat nu langkung luhur
Rupina sakitu nu kapihatur. Bilih aya basa nu kirang merenah, kecap nu kirang larap, bilih aya kalimah nu teu raos kana manah, neda hapuntenna
Wabillahi taufik wal hidayah. Wassalu’alaikum wr. wb.

Hubungan Pemanasan Global (Global Warming) dengan Perubahan Iklim (Climate Change)


Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia di kegiatankegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas Rumah Kaca secara global.
Efek Rumah Kaca dapat digambarkan sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Nah, panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi.
Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah yang disebut Efek Rumah Kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari Efek Rumah Kaca.Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbondioksida (CO2),metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat drastis.
Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 – 0.6 derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi dan transport, penggundulan hutan, dan pertanian. Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya (HFC, PFC, SF6) hanya menyumbang kurang dari 1%.

Sumber-sumber emisi karbondioksida secara global dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara): 36% dari industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak, dll), 27% dari sektor transportasi, 21% dari sektor industri, 15% dari sektor rumah tangga & jasa, 1% dari sektor lain-lain.
Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam. Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara.n Pembangkit listrik ini membuang energi 2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara
akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun. Kedua, pembakaran kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan bermotor di Jakarta lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang masuk ke atmosfer per tahun?. Negara penghasil emisi karbondioksida terbesar didunia adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Ini yang menyebabkan PHal ini yang menyebabkan Protokol Kyoto HANYA mengharuskan negara-negara maju, yang juga kaya, untuk menurunkan emisinya lebih dahulu. Ironisnya, Cina sebagai negara berkembang menunjukkan sikap kepemimpinan dalam menanggapi isu Perubahan Iklim, berkebalikan dengan negara-negara industri yang kian terpuruk. Emisi karbondioksida Cina pada tahun 1998 turun hingga 4% dengan tingkat ekonomi naik hingga lebih dari 7%.

Emisi Gas Rumah Kaca sektor energi Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat dari emisi Gas Rumah Kaca India.Dan, total emisi Gas Rumah Kaca Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat emisi Gas Rumah Kaca Cina. Emisi total dari negara-negara berkembang besar, seperti Korea, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Indonesia, dan Argentina, tidak melebihi emisi Amerika Serikat.